Notis Hak Cipta

© Jasadbeku blogspot.com

Sebarang pengambilan mana-mana bahagian daripada tulisan di sini perlulah mendapat izin daripada Jasadbeku blogspot.com. Ataupun, sila beri kredit bahawa anda mengambil mana-mana kenyataan tersebut dari halaman ini.Ini bertujuan untuk keselamatan dalam kebebasan menulis.Terima kasih.

PERHATIAN

1. Jasadbeku.blogspot.com TIDAK bertanggungjawab terhadap semua komen yang dihantar pembaca dan diterbitkan semula di blog ini.

2. Komen 'anonymous' TIDAK akan disiarkan. Sebarang komen yang menyinggung rasa dan bersifat serangan peribadi menurut tafsiran Jasadbeku.blogspot.com juga tidak akan dilayan.

3. Muatan, catatan, entri, pandangan peribadi Jasadbeku blogspot.com TIDAK mewakili pandangan mana-mana pihak.

05 November 2011

Menunda Kematian

KEMATIAN memang di putuskan oleh Allah S.W.T.Oleh itu, memajukan dan memundurkan kematian adalah hak Allah S.W.T. Dan Allah memberitahu lewat kalam Rasul-Nya, Muhammad S.A.W bahawa sedekah itu dapat memanjangkan umur. Sesuatu yang bisa menunda kematian itu adalah sedekah dengan niat kerana Allah S.W.T.

Kisah ini benar-benar terjadi pada masa kenabian Ibrahim a.s. Suatu hari, Malaikat Kematian mendatangi Nabiyallah Ibrahim, dan bertanya, “Siapa anak muda yang tadi mendatangimu wahai Ibrahim?”

“Yang anak muda tadi maksudnya?” tanya Ibrahim. “Itu sahabat sekaligus muridku.”

“Ada apa dia datang menemuimu?”
“Dia menyampaikan bahwa dia akan melangsungkan pernikahannya besok pagi.”

“Wahai Ibrahim, sayang sekali, umur anak itu tidak akan sampai besok pagi.” Habis berkata seperti itu, Malaikat Kematian pergi meninggalkan Nabiyallah Ibrahim. Hampir saja Nabiyallah Ibrahim tergerak untuk memberitahu anak muda tersebut, untuk menyegerakan pernikahannya malam ini, dan memberitahu tentang kematian anak muda itu besok. Tapi langkahnya terhenti. Nabiyallah Ibrahim memilih kematian tetap menjadi rahasia Allah.

Esok paginya, Nabiyallah Ibrahim ternyata melihat dan menyaksikan bahwa anak muda tersebut tetap bisa melangsungkan pernikahannya.

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun, Nabiyallah Ibrahim malah melihat anak muda ini panjang umurnya.

Hingga usia anak muda ini 70 tahun, Nabiyallah Ibrahim bertanya kepada Malaikat Kematian, apakah dia berbohong tempo hari sewaktu menyampaikan bahwa anak muda itu umurnya tidak akan sampai besok pagi? Malaikat Kematian menjawab bahwa dirinya memang akan mencabut nyawa anak muda tersebut, tapi Allah menahannya.

“Apa gerangan yang membuat Allah menahan tanganmu untuk tidak mencabut nyawa anak muda tersebut, dulu?”

“Wahai Ibrahim, di malam menjelang pernikahannya, anak muda tersebut menyedekahkan separuh dari kekayaannya. Dan ini yang membuat Allah memutuskan untuk memanjangkan umur anak muda tersebut, hingga engkau masih melihatnya hidup.”

Tiada ulasan: